Selasa, 07 Oktober 2014

PROFESI AUDIT


·            Beberapa hal penting yang perlu di audit yaitu :
  1. Laporan Keuangan, seperti neraca, laporan rugi/laba, laporan perubahan modal, arus kas à   PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum/PSAK)
   2.   Catatan Pembukuan, seperti buku besar, buku pembantu
   3.   Bukti-bukti Pendukung, seperti penerimaan dan pengeluaran kas, faktur penjualan jurnal voucher    lain-lain

A.      Pengertian KAP
KAP (Kantor Akuntan Publik) ialah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah dari akuntan publik dalam memberikan jasanya. KAP bertanggung jawab mengaudit laporan keuangan historis yang dipublikasikan oleh semua perusahaan terbuka baik perusahaan besar sampai organisasi nonkomersial.

v  KAP (Kantor Akuntan Publik) sering disebut Big Four terdiri dari :
          1.              Ernst and Young
          2.              Delloit
          3.              PWc
          4.              KPMG
v  Jasa-jasa tambahan yang biasanya diberikan oleh KAP meliputi :
          1.              Memberikan jasa akuntan dan perbankan
          2.              Jasa perpajakan
          3.              Jasa konsultasi manajement

B.       Struktur Kantor Akuntan Publik
v  Hierarki dalam profesi
1.      Asisten staf, memulai karirnya dalam KAP 2-3 tahun
2.      Auditor senior atau penanggung jawab, rata-rata pengalamannya berkisar dari 2-5 tahun
3.      Manajer, memulai karir KAP berkisar dari 5-10 tahun
4.       Partner, pengalaman rata-ratanya 10 tahun keatas                

C.       Kode Etik Profesi
Kode etik profesi akuntansi adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan tanggung jawab akuntan dalam melaksanakan tugas dan ketentuan peraturan hukum yang dapat menumbuhkan kepercayaan publik dalam kualitas pelayanannya.

v  Etika profesi atau jabatan meliputi :
          1.              Pentingnya etika profesional bagi organisasi profesi
          2.              Kode etik akuntan publik
          3.              Akuntan publik dan auditor independen
          4.              Rerangka kode etik akuntan indonesia

v  Tingkatan dalam akuntan
Tipe-tipe akuntan publik terdiri dari :
1.         Auditor
Jasa auditor yang dihasilkan meliputi :
a.       Jasa audit terhadap laporan keuangan
2.         Praktisi
Jasa yang dihasilkan meliputi :
a.       Jasa pemeriksaan,
b.      Jasa aktansi dan review, dan
c.       Jasa konsultasi

D.      Prinsip-prinsip Dasar Etika Profesional
Prinsip etika dalam kode etik profesional dimaksudkan untuk diterapkan pada seluruh anggota dan bukan hanya mereka yang melakukan praktik publik.
v    Prinsip etika yang harus diterapkan oleh auditor adalah sebagai berikut :
1.             Objektivitas
2.             Integritas
3.             Kompetensi profesional dan kecermatan
4.             Rahasia
5.             Profesional

E.       Asersi Manajement
Asensi manajement adalah pernyataan manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan.
v  Sifat asersi manajement dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1.             Eksplisit, bisa dilihat dari tanggal dan nominalnya, sedangkan
2.             Implisit berupa pernyataan dan diikuti keterangan tambahan.
v  Asersi mengenai saldo akun menekankan pada 5 aspek antara lain :
1.        Keberadaan atau keterjadian (Existance or Occurance), ialah aset, liabilitas dan ekuitas yang dimasukkan harus ada pada laporan keuangan
2.        Kelengkapan (Completeness), ialah kelengkapan semua akun yang disajikan harus ada dalam laporan keuangan
3.        Hak dan Kewajiban (Right and Obligations) adalah aset yang dimiliki merupakan hak entitas sedangkan liabilitas merupakan kewajiban dari entitas
4.        Penilaian dan Alokasi (valuation and allocation) adalah aset, liabititas dan ekuitas telah dimasukkan dalan laporan keuangan dan hasil penyesuaiannya dicatat dengan tepat
5.        Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)



Jumat, 03 Oktober 2014

Contoh Artikel Penalaran Induktif

Mustahil Jakarta Bebas Banjir

Musim hujan datang. Jakarta tergenang, dan berdampak terhadap segenap kehidupan kota, mulai dari sosial, ekonomi, lingkungan semua kena dampaknya. Anak-anak tak dapat pergi ke sekolah, pegawai, buruh yang formal maupun yang informal tak dapat pergi ke tempat kerja, pedagang kaki lima, pedagang keliling juga tak dapat mencari nafkah,  permukiman di sepanjang daerah aliran sungai pun juga ikut terendam air (akibat). Salah siapa? Cukupkah dengan jawaban karena Banjir Kanal Timur (BKT) belum selesai? Jawabnya: tidak!. Kalau itu dikatakan seorang pejabat tinggi, itu menunjukkan kemiskinan pengetahuannya tentang masalah Jakarta, atau membohongi publik.
BKT, kalau pun selesai, hanya mengurangi volume banjir di Jakarta. Banjir memang merupakan “langganan rutin”Jakarta. Namun volumenya makin besar. Terdapat beberapa penyebab banjir di Jakarra. Pertama, hujan lokal yang curahnya makin besar. Kedua, hujan kiriman dari daerah penyangga yang debitnya makin besar. Ketiga, muka air laut yang naik, terutama pada saat air pasang. Keempat, adanya penurunan permukaan tanah, sebagai dampak kurangnya pasokan air PAM yang hanya 49 persen dari kebutuhan kota, yang sisanya, 51 persen, mengandalkan air tanah, yang jumlahnya makin menipis. Kelima, perubahan ekosistem di dalam kota, karena pembangunan yang tidak memperhatikan fungsi lingkungan (sebab). Masih banyak lagi kalau ditulis secara rinci.
Bahasan secara garis besar sebagai berikut. Pertama, makin besarnya curah hujan lokal, akibat pemanasan global. Musim kering makin panas, dan kekurangan air, seperti terjadi tahun yang lalu. Musim hujan curahnya makin tinggi, di samping menyempitnya beberapa badan sungai, dan kurang cermatnya merancang tata air dalam kota.
Kejar PAD
Kedua, hujan kiriman yang makin besar debitnya, karena pembangunan perumahan (baca: pembangunan villa secara massal) dengan melalap lahan sawah, tegalan penyerap air sebesar 40 persen. Beberapa kawasan villa dibangun di atas lahan-lahan dengan topografi yang rentan terhadap longsor. Perubahan tata guna lahan ini, kecuali mengurangi daya serap tanah, juga berdampak berupa sedimen yang terbawa oleh sungai-sungai yang mengalir ke laut melalui Jakarta. Badan air di negara tropis adalah mudahnya timbul sedimen.
Pembangunan villa secara`massal itu, dalam waktu kurang dari 10 tahun, pertumbuhannya di kawasan Bopunjur (Bogor, Puncak, Cianjur) sebesar 300 persen. Mengejar pendapatan asli daerah menjadi tujuan para penentu kebijakan, atau ekonomi sentries, dan mengenyampingkan pertimbangan lingkungan.
Ketiga, pemanasan global juga mempengaruhi bumi ini dengan naiknya muka air laut. Air pasangpun naik, dan seperti menahan air dari darat yang mengalir ke laut. Bayangkan kalau rencana reklamasi Teluk Jakarta yang kontroversial itu jadi dilaksanakan “bendungan air pasang” akan menahan air sungai yang berjumlah 13 itu mengalir ke laut.
Keempat, turunnya akuafer, air tanah, kecuali penyedotan di daerah perkotaan, juga kurangnya pasokan dari wilayah penyangga, karena banyaknya pembangunan perumahan, pengurangan peresapan ke cadangan air untuk akuafer. Pembangunan perumahan di sekitar Jabotabek, juga banyak di atas kawasan penyerapan air. Belum lagi banyaknya situ-situ yang sudah beralih peruntukan, atau tidak pernah diadakan pengerukan.
Penurunan air tanah, berdampak pada penurunan muka tanah. Di Jakarta, kecuali Jakarta Selatan, telah terjadi penurunan tanah. Beberapa kawasan pantai di Jakarta Utara mengalami penurunan tanah sebesar 50 Cm. Penyedotan air tanah secara besar-besaran juga berdampak berupa entrusi air laut yang sudah mencapai 11 KM dari garis pantai. Kelima, perubahan ekosistem dari lingkungan alam ke lingkungan buatan, yang terjadi tidak saja di wilayah penyangga, tetapi juga (terutama) di dalam kota, disebabkan lemahnya penataan ruang kota. Asas pembangunan kota bernuansa ekonomi sebagai panglima. Dapat dilIhat menjamurnya bangunan-bangunan superblock, yang menyelimuti muka tanah dengan bahan tidak menyerap air, dan pelestarian fungsi lingkungan tidak diperhitungkan secara cermat. Peruntukan tanah yang dirancang sendiri oleh pemerintah kota, diubah demi pertumbuhan ekonomi. PAD lagi yang dkejar. Aspek sosial dan lingkungan dikesampingkan. Ruang hijau, baik yang terbuka (contoh terburuk Hutan Lindung Kapuk), maupun yang tertutup (Kuburan Mangga Dua, Tanah Abang, Blok P, dll) telah berubah menjadi mal dan gedung walikota.
Masalah banjir di atas, dapatkah dikatakan karena belum selesainya BKT saja sebagai penyebab banjir? Yang terkena banjir bukan hanya Jakarta Timur. Dibandingkan dengan bangunan-bangunan mewah yang bertebaran di dalam Kota Jakarta, adakah upaya pemerintah kota yang lain, seperti memperbesar kapasitas situ-situ, menambah situ-situ buatan, pengelolaan DAS sejak dari hulu, dengan bekerjasama dengan wilayah penyangga? Adakah konsisten terhadap rencana tata ruang yang telah disusun dan disepakati sebagai acuan pelaksanaan pembangunan?
Setiap terjadi bencana perkotaan, khususnya banjir, masyarakat berpendapatan rendah (MBR) yang paling menderita. Apa dan seperti apa rencana kota, ujung-ujungnya adalah pengelolaan lingkungan. Sedang pembangunan berkelanjutan adalah yang berasaskan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Banjir hanya salah satu dari bencana perkotaan.di Jakarta. Semua ini ujung-ujungnya manajemen perkotaan. Biarkan masyarakat, khususnya warga Jakarta menilai, apakah pembangunan Jakarta dalam kurun 10 tahun ini mencerminkan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Biarkan masyarakat umum menilai, apakah pemerintah Kota Jakarta sekarang ini mencerminkan tata pemerintahan yang baik.
Masih ada jalan keluar, kalau elite politik, baik eksekutif maupun legaslatif, mau belajar dari pengalaman. Pelajaran untuk Pilkada dan Pemilu yang akan datang, pejabat publik tidak asal tahu politik saja. Pengabdian dan integritas terhadap seluruh warga kota, terutama MBR harus diutamakan. Semoga



Menurut artikel diatas, dapat kita temukan kalimat-kalimat yang mengandung makna penalaran induktif kausal yang dapat diartikan sebagai proses penalaran yang dimulai dengan  akibat dan sampai pada simpulan yang merupakan sebab. Dengan kata lain penalaran induktif kausal lebih menekankan pada penjelasan umum berupa prinsip atau sikap yang berlaku berdasarkan pada fakta-fakta yang bersifat khusus. Dapat kita lihat kalimat yang diberi warna merah merupakan akibat dari banjir Jakarta yang menimbulkan dampak-dampak yang merugikan masyarakat luas seperti anak-anak tidak dapat pergi sekolah, pegawai, serta para pedagang yang tidak bisa beraktivitas seperti biasanya, sedangkan yang berwarna orange merupakan penyebab dari banjir itu sendiri dari hujan lokal, kiriman sampai turunnya permukaan tanah.


Sumber :
http://bebasbanjir2025.wordpress.com/artikel-tentang-banjir/darrundono/

PENALARAN

A.      Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
B.       Ciri-ciri Penalaran
 Penalaran mempunyai cirri-ciri yaitu : 
1.    Dilakukan dengan sadar
2.    Didasarkan oleh sesuatu yg sudah d ketahui
3.    Sistematis
4.    Terarah dan bertujuan
5.    Menghasilkan kesimpulan yang dapat berupa pengetahuan, keputusan dan sikap terbaru
6.    Sadar tujuan
7.    Premis berupa pengalaman, pengetahuan, ataupun teori yang di dapatkan
8.    Pola pemikiran tertentu
9.    Sifat empiris nasional

C.       Jenis-jenis Penalaran
Ada dua jenis metode dalam penalaran yaitu :        
1.    Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
·         Macam-macam Penalaran Deduktif
a.    Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
b.    Etimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
2.    Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk manari kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum. 
·         Macam-macam Penalaran Induktif
a.   Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fakta atau gejala khusus yang diamati lalu ditarik simpulan umum tentang sebagian atau seluruh gejala yang diamati tersebut.
b.    Hipotese dan Teori
Hipotesa adalah semacam teori atau kesimpulan yang diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta-fakta tertentu sebagai penentu dalam peneliti fakta-fakta tertentu sebagai penentu dalam penelitian fakta-fakta tertentu sebagai penuntun dalam meneliti fakta-fakta lain secara lebih lanjut. Sebaliknya, teori merupakan hipotese yang secara lebih relatif lebih kuat sifatnya bila dibandingkan dengan hipotese
c.    Analogi 
Analogi merupakan proses penalaran yang berdasarkan pada pembagian dan terhadap sejumlah gejala khusus yang memiliki kesamaan, kemudian ditarik kesimpulannya.
d.   Hubungan Kausal
Hubungan Kausal merupakan proses penalaran yang dimulai dengan menggunakan fakta yang berupa sebab dan sampai pada simpulan yang merupakan yang merupakan akibat atau sebaliknya.
Sumber :